Senin, 19 April 2021

Perencanaan Kebutuhan Bahan dan Manufaktur Just In Time (Universitas Pamulang)

 Disusun Oleh (  Kelompok 5 ) :

1. Aditya         : 171011201249
2. Desy Widia Ningsih : 171011250178
3. Evi Agustin : 171011250185
4. Hestin Agustina : 171011250151
5. Suci Lestari : 171011250176


MRP (Material Requirement Planning / Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku) :

 suatu konsep dalam manajemen produksi / operasi yang membahas tentang cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan bahan baku dalam proses produksi, sehingga bahan yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan yang direncanakan. 

1. Permintaan Dependen, berarti bahwa permintaan satu produk berkaitan dengan permintaan untuk produk lainnya.

 2. MRP lebih baik diterapkan di manufaktur produk dependen. 

3. Teknik-teknik Statistik seperti EOQ lebih baik diterapkan untuk produk yang permintaannya independen


Penggunaan model persediaan MRP yang efektif mengharuskan manajer operasi mengetahui hal-hal sebagai berikut :

 (1) Jadual induk produksi (apa yang akan dibuat dan kapan akan dilakukan), 

(2) Spesifikasi atau bill of material (bagaimana produk akan dibuat),

 (3) Ketersediaan persediaan (apa yang ada di persediaan),

 (4) Pesanan yang harus dipenuhi (apa yang dipesan), 

(5) Lead time (berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan berbagai komponen (waktu antara/menunggu)

Tujuan MRP : 

a. Meminimalkan persediaan dimana pembelian bahan dilakukan sebatas yang diperlukan saja 

b. Mengurangi risiko karena keterlambatan produksi atau pengiriman

 c. Komitmen yang realistis, dimana jadual produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai rencana, sehingga komitmen terhadap pengiriman barang dapat dilakukan secara lebih realistis 

d. Meningkatkan efisiensi, karena jumlah persediaan, waktu produksi dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan jadual induk produksi.


Manfaat MRP : 

(1) Peningkatan pelayanan dan kepuasan konsumen,

(2) Peningkatan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja, 

(3) Perencanaan dan penjadualan persediaan yang lebih baik, 

(4) Tanggapan yang lebih cepat terhadap perubahan dan pergeseran pasar, 

(5) Tingkat persediaan menurun tanpa mengurangi pelayanan kepada konsumen. 


Proses MRP :

 1) Netting, yaitu menghitung kebutuhan bersih dari kebutuhan kasar dengan memperhitungkan jumlah barang yang akan diterima, jumlah persediaan yang ada dan jumlah persediaan yang akan dialokasikan.

2) Konversi dari kebutuhan bersih menjadi kuantitas-kuantitas pesanan.

 3) Menempatkan suatu pelepasan pemesanan pada waktu yang tepat dengan cara menghitung mundur (backward scheduling) dari wakltu yang dikehendaki dengan memperhitungkan waktu tenggang (lead time), agar dapat memenuhi pesanan komponen.

 4) Menjabarkan rencana produksi produk akhir ke kebutuhan kasar untuk komponen-komponennya melalui daftar material (Bill of Material).


PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN MANUFAKTUR JUST IN TIME JIT 

disebut sebagai suatu filosofi karena jangkauannya jauh diluar pengendalian inventori dan mengarahkan system produksi pendekatan untuk menemukan cara menghilangkan semua sumber pemborosan, segala sesuatu yang tidak menambah nilai, di dalam kegiatan produksi dengan menyajikan sku cadang yang tepat pada tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat pula. Oleh karena itu, suku cadang diproduksi dengan tepat waktu untuk memenuhi kebutuhan manufaktur. Sedangkan pendekatan tradisional akan menghasilkan suku cadang hanya kalau mereka dibutuhkan ( Just In Case ). Sistem JIT ini tidak banyak menghasilkan inventori, namun biaya lebih rendah dan kualiatas lebih baik daripada pendekatan JIC.

Filosofi JIT 

Sistem JIT dikembangkan di Toyota Motor Company di Jepang. Meskipun Schonberger (1982 ) mengisyaratkan bahwa JIT mungkin telah ada sejak 20 tahun lalu atau lebih dalam industry galangan kapal Jepang, namun aplikasi modern JIT dipopulerkan pada pertengahan tahun 1970an di Toyota oleh Mr.Taiichi Ihno, wakil presiden Toyota. Konsep JIT mula-mula dibawa ke Amerika Serikat sekitar tahun 1980 di pabrik Kawasaki di Lincoln, Nebraska. Sejak itu, hamper semua perusahaan – perusahaan yang bergerak dalam bidang industry otomotif dan elektronik, JIT secara l;uas telah banyak digunakan di industry Amerika sekarang ini.

ELEMEN SISTEM JIT 

Di dalam JIT jadwal induk (atau jadwal perakitan akhir) dirancang untuk suatu periode waktu tertentu, katakanlah 1 hingga 3 bulan untuk masa yang akan datang, sehingga dapat memberikan kesempatan kepada pusat kerja dan para penyuplai untuk merencanakan jadwal kerja mereka. Selama masa itu jadwal induk ditentukan secara harian. Dengan kata lain, kuantitas yang sama pada setiap produk dihasilkan setiap hari dalam seluruh waktu pada bulan itu. Lebih jauh lagi, lot kecil (terutama ukuran lot yang sama dengan 1) dijadwalkan dalam jadwal induk untuk memberikan muatan yang sama pada pabrik dan penyuplai untuk setiap harinya. Keuntungan dari penjadwalan induk semacam ini adalah bahwa jadwal ini memperlihatkan permintaan yang nyaris konstan pada semua pusat kerja dan penyuplai.

Sistem Penarikan Dalam JIT

JIT menggunakan suatu sistem penarikan suku cadang yang sederhana (yang disebut Kanban) untuk menarik suku cadang dari satu pusat kerja ke pusat kerja lainnya. Suku cadang itu disimpan dalam kontainer kecil, dan hanya sejumlah kecil dari kontainer ini yang disediakan. Jika semua kontainer itu terisi, mesin ditutup dan tidak ada lagi suku cadang yang diproduksi hingga pusat kerja selanjutnya (yang digunakan) menyediakan kontainer kosong lainnya. Jadi, inventori barang dalam proses hanya terbatas pada kontainer yang tersedia, dan suku cadang hanya disediakan jika diperlukan. Jadwal perakitan akhir menarik suku cadang dari satu pusat kerja ke pusat kerja lainnya tepat pada waktunya untuk mendukung kebutuhan produksi. Jika sebuah proses berhenti karena mesin rusak atau masalah kualitas, semua proses sebelumnya akan berhenti secara otomatis pada saat kontainer suku cadang mereka menjaii penuh.

Tujuan dari JIT

 menghasilkan suku cadang dalam ukuran lot 1. Dalam banyak hal, metode ini secara ekonomis tidak layak karena adanya biaya setup yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya penyimpanan inventori. 

Solusi JIT pada masalah

Solusi JIT pada masalah ini adalah mengurangi waktu setup seminimal mungkin, dan kalau bisa hingga nol. Waktu setup tidak dihabiskan sebanyak waktu yang tersedia, namun dianggap sebagai suatu penyebab inventori yang berlebih. Waktu setup yang rendah akan menghasilkan ukuran lot yang kecil dan ekonomis dan waktu tunggu produksi yang lebih pendek.

Kuntungan Menggunakan JIT

Kualitas jelas sangat penting dalam sistem JIT. Cacat tidak hanya mengakibatkan pemborosan, tetapi juga bisa membuat proses produksi berhenti. Karena tidak ada inventori yang dapat menutupi kesalahan, maka kualitas yang sempurna dibutuhkan oleh sistem JIT. Namun demikian, JIT bisa menyediakan kualitas yang sangat baik karena cacat akan segera ditemukan dalam proses selanjutnya. Masalah kualitas dengan cepat memperoleh perhatian pada seluruh pabrik karena lini produksi akan berhenti bila masalah tersebut terjadi.

JIT praktis mempengaruhi setiap aspek operasi pabrik:

1. pengukuran lot

2. penjadwalan

3. Kualitas

4. tata letak, 

5. penyuplai

6.  hubungan dengan tenaga kerja, dan sebagainya. 

Sementara pengaruhnya menjalar ke berbagai pelosok tempat, begitu juga dengan manfaat potensialnya. Penyimpanan berputar 50 atau 100 kali setiap tahun, kualitas unggul, dan penghematan biaya besar (berkurang dari 15 hingga 25 persen) telah dilaporkan. Akan tetapi, tujuan JIT adalah meningkatkan laba atas investasi (ROI).

Sistem Just In Time 

GB.sistem just in time 

MANAJEMEN MRP

 Rencana kebutuhan bahan bukanlah hal yang statis. Karena sistem MRP semakin terintegrasi dengan teknik just-in-time (JIT), kita akan membahas kedua hal ini sekarang. 

a. Dinamika MRP 
Daftar kebutuhan bahan dan rencana kebutuhan bahan berubah dengan terjadinya perubahan desain, jadwal, dan proses produksi. Apalagi, perubahan terjadi pada kebutuhan bahan ketika jadwal produksi induk dimodifikasi. Karena perubahan yang terjadi dalam data MRP, proses menghitung ulang kebutuhan MRP sekitar seminggu sekali merupakan hal yang biasa. Meski demikian, banyak perusahaan tidak ingin bereaksi terhadap penjadwalan atau perubahan jumlah yang kecil, sekalipun mereka menyadarinya. Perubahan yang sering ini menghasilkan kegelisahan system (system nervousness); jika diterapkan, dapat menciptakan malapetaka pada departemen pembelian dan produksi. 
Terdapat dua alat bantu yang sangat menolong ketika berusaha mengurangi kegelisahan sistem MRP. Alat bantu pertama adalah pagar waktu.
1. Pagar waktu (time fences) memungkinkan sebuah segmen jadwal induk dirancang sebagai ―tidak untuk dijadwal ulang‖. Segmen jadwal induk ini tidak akan diubah selama terjadi regenerasi jadwal secara berkala. Alat yang kedua adalah pegging. 
2.Pegging berarti menelusuri BOM ke atas, perencana produksi dapat menentukan penyebab munulnya kebutuhan dan membuat keputusan mengenai keharusan pengubahan jadwal.

b. MRP dan JIT
MRP tidak memerinci penjadwalan, tetapi merencanakannya. MRP memberi tahu anda bahwa suatu pekerjaan perlu diselesaikan pada minggu atau hari tertentu. MRP menyediakan jadwal induk yang baik dan gambaran kebutuhan yang akurat; kemudian, JIT cepat memindahkan bahan dalam lot yang kecil-kecil, mengurangi persediaan barang setengah jadi.

Empat pendekatan untuk mengintegrasikan MRP dan JIT
1. Penjadwalan Kapasitas Terbatas (Finite Capacity Scheduling-FCS). Sebagian besar peranti lunak MRP memasukkan pekerjaan ke dalam ―ember‖ berukuran tak terhingga.
2. Pendekatan Ember Kecil. MRP adalah perangkat yang sempurna untuk manajemen sumber daya dan penjadwalan pada fasilitas yang menitikberatkan pada proses, yaitu bengkel kerja.
3. Pendekatan Arus yang Diseimbangkan. MRP mendukung perencanaa dan penjadwalan yang diperlukan untuk operasi berulang, seperti pada lini perakitan Harley-Davidson, Whirpool, dan ribuan tempat lain.
4. Supermarket. Teknik lain yang mengabungkan MRP dan JIT adalah penggunaan sistem ―supermarket‖. Di sebagian besar perusahaan, subrakitan, komponennya, dan barang-barang perangkat keras adalah hal biasa bagi variasi produk.

TEKNIK PENENTUAN UKURAN LOT 

Sitem MRP adalah cara yang sangat baik untuk menentukan jadwal produksi dan kebutuhan neto. Bagaimanapun juga, ketika terdapat kebutuhan neto, keputusan banyaknya pesanan harus dibuat. Keputusan ini disebut keputusan penentuan ukuran lot (lot sizing decision).
Teknik Untuk Menentukan Lot:
a. Lot untuk lot
b. Kuantitas pesanan ekonomis 
c. Penyeimbangan periode bagian 
d. Algoritma Wagner-Whitin

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN II (MRP II) 

Perencanaan kebutuhan bahan II adalah teknik yang benar-benar ampuh. Sekali perusahaan menggunakan MRP, data persediaan dapat ditambahkan dengan jam kerja, biaya bahan (bukan jumlah bahan), biaya modal, atau sumber daya apapun. Bila MRP digunakan dengan cara ini, maka hal tersebut biasanya disebut sebagai MRP II dan kata resource (sumber daya) menggantikan kata requirement (kebutuhan). Dengan demikian, MRP menjadi singkatan dari material resource planning.

 a. MRP Loop Tertutup 
Perencanaan kebutuhan bahan loop-tertutup berarti sebuah sistem MRP yang menyediakan umpan balik untuk penjadwalan dari sistem pengendalian persediaan. Secara terperinci, sebuah sistem MRP loop-tertutup menyediakan informasi mengenai rencana kapasitas, jadwal produksi induk, dan rencana produksi. Hampir seluruh sistem MRP komersial adalah MRP loop-tertutup.

b. Perencanaan Kapasitas 
Berkaitan dengan definisi MRP loop-tertutup, umpan balik beban kerja diperoleh dari setiap pusat kerja. Laporan beban (load report) memperlihatkan kebutuhan sumber daya dalam sebuah pusat kerja untuk semua pekerjaan yang dibebankan pada pusat kerja tersebut, semua pekerjaan direncanakan, dan pesanan yang diharapkan. Sistem MRP loop-tertutup memungkinkan perencana produksi untuk memindahkan pekerjaan di antara periode-periode waktu guna meringankan beban atau paling tidak sesuai dengan kapasitasnya.
 Berikut kiat untuk mengurangi beban dan memperkecil dampak waktu tunggu yang diubah. 
1. Tumpang tindih yang mengurangi waktu tunggu.
 2. Pemilihan operasi mengirimkan lot kedua mesin berbeda untuk operasi yang sama.
3. Pemilihan lot atau pesanan, yaitu memecah pesanan dan menjalankan sebagian pesanan sebelum waktunya.

Daftar pustaka :
S1. Universitas pamulang. Modul manajemen Operasional 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar